Hari ini tepat 2 minggu setelah saya officially meninggalkan kota Bandung tercinta. Mengapa saya menyebutnya kota tercinta? Karena banyak hal yang telah disediakan dan diberikan oleh kota Bandung untuk saya selama kurang lebih 4 tahun 3 bulan. Tempat tinggal yang nyaman, udara yang sejuk, (banyak) makanan yang enak dan murah, pendidikan yang sangat baik, organisasi mahasiswa yang mantap, dan tentunya keluarga kedua saya yaitu Teknik Industri ITB 2005.
Walaupun rasanya 4 tahun 3 bulan itu hanya sebentar, banyak banget hal yang terjadi dalam hidup saya. Hal-hal yang membuat kehidupan saya tidak monoton. Hal-hal yang membuat kehidupan saya menjadi lebih berwarna-warni. Mulai dari kegiatan perkuliahan yang semakin padat seiring dengan semakin tingginya tingkat perkuliahan yang saya jejaki, kegiatan organisasi yang memiliki dinamika yang sangat tinggi, hingga kegiatan bersenang-senang yang saya jalani dengan senang hati di kota Bandung. Praktikum dan tugas di Teknik Industri ITB yang seringkali membuat tidak tidur semalaman, MTI yang tidak kalah memusingkan untuk dipikirkan, kewajiban sebagai asisten LSP yang menuntut profesionalisme secara akademis, karaoke seru di NAV/Inul Vista beramai-ramai, menonton film di 21/XXI/Blitz Megaplex bersama teman-teman, menjajal berbagai macam makanan-minuman di kota Bandung, berfoto ria di manapun kamera kami berada, kuliah kerja se-angkatan ke Jakarta dan Ciwidey, dan banyak hal impulsif lainnya yang tentunya akan membuat postingan ini menjadi sangat panjang jika dicantumkan di sini.
Semua yang telah saya alami selama 4 tahun 3 bulan itu benar-benar membuat saya bersyukur. Bersyukur. Atas semua yang telah saya dapatkan. Pembelajaran, pengalaman, kesenangan, kesedihan, kekecewaan, kepuasan, apapun yang membuat hidup saya berwarna-warni. Terutama dengan kehadiran orang-orang di sekitar saya selama saya menjalani kehidupan di Bandung. Jika hidup saya diibaratkan sebagai sebuah kertas putih, maka semua hal itu merupakan warna merah, hijau, biru, kuning, ungu, oranye, dan warna-warni lainnya yang tercipta di muka bumi ini yang dicoretkan pada kertas putih tersebut. Memang kertas putih tersebut tidak lagi menjadi polos. Jika sebuah kertas putih akan tetap putih selamanya, lama-lama akan bosan juga untuk dilihat. Begitu juga dengan hidup. Jika hidup yang dijalani itu-itu saja, lama-lama akan bosan juga dijalaninya. Oleh karena itu, saya sangat bersyukur ya Allah, Engkau telah mengarahkan saya untuk menjalani hidup yang telah saya jalani itu selama 4 tahun 3 bulan ini. Dan semoga jalan hidup saya ke depan tidak kalah berwarna-warni dengan yang telah saya alami. Tentunya, semoga warna-warni yang telah dicoretkan itu tidak hilang dimakan waktu. Semoga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment